Senin, 19 Desember 2011

ketika hati tak mampu lagi mendeteksi noda-noda dosa





Hati adalah cermin, mungkin istilah tersebut sering kita dengar. Dosa adalah noda yang bisa mengotori hati kita, semakin banyak dosa yang kita lakukan semakin banyak pula debu-debu dosa yang menempel di hati kita, saya pun teringat lagu yang dulu sering dendangkan oleh salah satu ustadz di sebuah setasiun televisi. "jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati cahaya ilahi….." hati memang sebongkah organ yang sangat penting sekali, bahkan Rasulullah pernah menegaskan kepada kita dalam hadis beliau bahwa Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia adalah hati

Kata imam al Ghazali, kalbu itu ibarat cermin , saat seseorang melakukan satu dosa/maksiat, maka satu naktah hitam menutupi kalbunya. Semakin banyak dosa, semakin banyak noktah hitam menutupi kalbunya. Jika sudah tertutup noktah hitam, kalbu yang ibarat cermin itu tidak bias lagi digunakan untuk bercermin; untuk 'mengaca diri' dan mengevaluasi diri. Saat demikian kepekaan spiritual bisa lenyap dari dirinya. Jika sudah seperti itu jangankan dosa kecil, apalagi skedar berbuat makruh dan melakukan banyak hal mubah yang melalaikan, dosa besar sekalipun tak dianggap besar. Jangankan meninggalkan hal sunah, meninggalkan kewajibanpun mungkin sudah dianggap biasa. Pasalnya kepekaan kalbunya nyaris hilang, tidak mampulagi mendeteksi dosa, apalagi dosa yang dianggap kecil.

Sebagai seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, Seharusnya kita senantiasa mengasah kepekaan spiritual kita, agar hati ini tidak terasa 'gersang' kalau hati terasa gersang apalagi sudah tidak mampu mendeteksi noda-noda dosa maka aktivitas maksiat akan menjadi rutinitas dan maksiat itu tidak jarang akan melahirkan maksiat yang lain. Jika aktivitas maksiat sering dikerjakan maka akan terjadi akumulasi maksiat. Dosa-dosa kecilpun akan menjadi besar.

Hal seperti inipun sangat rentan sekali didalam sebuah Negara yang tidak menerapkan aturan-aturan Islam dalam kehidupan karena Negara yang seharusnya menjaga dan menganyomi umat dari aktivitas maksiat dengan diterapkanya hukum Islam maka ketika Negara sudah tidak lagi peduli maka tidak salah jika terjadi akumulasi maksiat besar-besaran dan ketika aktivitas maksiat ; Korupsi, Riba, Perzinahan, Pendzolimi terhadap rakyat, Umbar aurat, dsb, sudah dianggap biasa maka akan rentan sekali dengan bencana

Mungkin banyak sekali hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kepakaan spiritual kita, sebagai individu contohnya ; bisa ziarah kubur, mengunjungi orang-orang salih, orang-orang bertakwa,ulama terpercaya, membenca sekaligus menyelami sirah generasi salaf, para ahli ibadah, orang-orang zuhud, para mujahid, pala pembela kebenaran, orang-orang sabar dan orang-orang bersyukur; meningkatkan porsi ibadah; memperbanyak membaca al quran, berdoa, qiyamul layl, bersedekah. dsb .

Sebuah Negara yang kata Imam Al Ghazali ibarat 2 mata uang dengan agama yang tidak dapat dipisahkan karena agama merupakan pondasi dan Negara merupak penjaga, jika Negara tidak ada pondasinya maka akan rapuh dan begitupula agama tidak dijaga oleh Negara maka akan hilang. Maka dari itu akumulasi maksiat yang sangat kompleksnya di negari ini karena telah melepaskan agama dari kehidupan kaum muslimin.
Wallahu a'lam



Sumber:www.shevenone.info/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar